Ungkapan-ungkapan al-Hikam begitu indah. Kata-katanya berlimpah makna dan nasihat. Ibnu ‘Atha‘illah dianugerahi keindahan bahasa dan kebijaksanaan yang menggetarkan. Karena itu, al-Hikam dikenal luas di khalayak muslim dunia dan banyak dipuji para ulama. Tak hanya memuji, mereka juga menyajikan syarah, ulasan, dan penafsiran.
Di antara mereka adalah Syekh Ibnu ‘Ajibah (Îqâzh al-Himam fî Syarh al-Hikam), Syekh Abdulmajid asy-Syarnubi (Syarh al-Hikam al-‘Athâ’iyyah), Syekh Ahmad Zarruq (Qurrat al-‘Ayn fî Syarh al-Hikam), Syekh Ibnu ‘Abbad ar-Randi (Ghayts al-Mawâhib al-‘Aliyyah fî Syarh al-Hikam al-‘Athâ’iyyah), mantan rektor Al-Azhar Syekh Abdullah asy-Syarqawi (al-Hikam al-‘Athâ’iyyah), Syekh al-Khathib asy-Syarbini (Sawâthi‘ al-Hikam), Syekh Sa‘id Hawa (Mudzakkirât fî Manâzil al-Shiddîqîn wa al-Rabbâniyyîn), Dr. M. Sa‘id Ramadhan al-Buthi (al-Hikam al-‘Athâ’iyyah Syarh wa Tahlîl dalam 5 jilid), Dr. M. Shahri (Marâhil al-Sulûk al-Shûfî min Khilâl al-Hikam al-‘Athâ’iyyah). Masih banyak lagi dalam berbagai bahasa, lintas negeri dan lintas masa.
Dari sekian banyak syarah al-Hikam, dipilihlah lima kitab dan disarikan uraiannya, yaitu karya Syekh Ibnu ‘Ajibah, asy-Syarnubi, Ahmad Zarruq, Ibnu ‘Abbad ar-Randi, dan asy-Syarqawi. Tiap butir hikmah diterjemahkan, lalu disajikan saripati kelima syarah tersebut dengan mempertimbangkan tujuan dan maksud dari Ibnu ‘Atha‘illah sendiri.
Jadilah al-Hikam laksana intan: setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda tapi sama-sama cemerlang-mencerahkan. Tidak mustahil, bila Anda meresapi kembali tiap hikmah berikut syarahnya, Anda akan menangkap lebih banyak lagi kilau cahaya dari sudut-sudut al-Hikam. Selamat membaca dan bersiap untuk tercerahkan.