Sejak akhir abad lalu, aspek ruhani kembali menjadi perhatian manusia modern. Ragam kemajuan yang merupakan buah dari modernitas malah memunculkan dahaga pada spiritualisme. Di tengah-tengah gemerlap perkembangan teknologi, diam-diam banyak yang merasa batinnya kering, bahkan gersang. Kondisi ini tentu memantik terjadinya krisis piritual yang seolah tak berujung. Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk menghilangkan dahaga ruhani ini?
Martin Lings dalam buku ini menunjukkan rambu-rambu untuk mengatasinya. Lings adalah sosok intelektual yang sangat peduli terhadap krisis spiritual. Tasawuf bagi Lings bukan hanya sekadar kajian teoritis belaka. Tasawuf didekati sebagai laku. Tasawuf jugalah yang mengantarkan Lings hijrah ke Mesir dan mendalami dunia kesufian di sana. Bahkan Lings berbaiat tarekat Syadziliyah di negeri Nil ini.
Dengan sangat ilustratif dan simbolis, Lings menerangkan dimensi ruhani agama Islam secara mendalam. Buku yang sangat tepat dibaca hari-hari ini, baik sebagai pegangan dalam mendalami tasawuf, maupun bagi yang belum sepenuhnya mengenal Islam. Buku ini bisa menjadi pintu perkenalan ke dalam jantung agama kasih sayang ini sekaligus sebagai pelipur bagi batin yang gersang.
Pengantar Penerjemah—xxiii
Eksklusivitas Tasawuf—162
Tasawuf dari Masa ke Masa—176
Biografi Martin Lings (1909-2005 M)—223