-
Genre
Buku Baru

Baratayuda

Kabut Merah di Atas Tanah Bersimbah
Karya

Pitoyo Amrih

Sejarawan dan filolog Jawa terkenal ini meneliti naskah-naskah kuno termasuk Baratayuda. Menurut Poerbatjaraka, Baratayuda yang ada di Jawa merupakan adaptasi dari Mahabharata yang disesuaikan dengan budaya dan nilai-nilai lokal. Dia menekankan bahwa adaptasi ini mencerminkan pergeseran dari nilai-nilai Hindu India ke nilai-nilai kejawen yang lebih berakar di masyarakat Jawa.

Poerbatjaraka, R.M. "Riwajat Indonesia". Jakarta: PT Balai Pustaka, 1952.

PEMBAHASAN

I S I B U K U

. . .

"Baratayuda" karya Pitoyo Amrih adalah sebuah novel yang mengisahkan perang besar dalam epik Mahabharata, yang dikenal sebagai Perang Baratayuda. Cerita ini menggambarkan konflik antara dua keluarga besar, Pandawa dan Kurawa, yang memperebutkan tahta Hastinapura.

Novel ini dimulai dengan latar belakang permusuhan yang sudah lama terjadi antara Pandawa dan Kurawa. Pitoyo Amrih menggambarkan secara detail bagaimana intrik politik, pengkhianatan, dan ambisi pribadi memicu perang yang melibatkan banyak kerajaan dan kesatria di India kuno.

Dalam novel ini, karakter-karakter utama seperti Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa (dari pihak Pandawa) dan Duryodana, Karna, serta Drona (dari pihak Kurawa) diceritakan dengan mendalam. Pitoyo Amrih memberikan sentuhan manusiawi pada setiap karakter, menggali motivasi dan dilema moral yang mereka hadapi dalam perang besar ini.

Perang Baratayuda itu sendiri digambarkan dengan sangat epik dan penuh dengan aksi. Setiap pertempuran yang terjadi di medan Kurukshetra digambarkan dengan detail, menampilkan taktik perang, duel antar kesatria, serta senjata-senjata sakti yang digunakan. Namun, lebih dari sekadar perang fisik, novel ini juga mengeksplorasi perang batin yang dialami oleh para karakter, terutama Arjuna yang harus berhadapan dengan kenyataan bahwa ia harus melawan keluarganya sendiri.

Pitoyo Amrih juga memasukkan unsur spiritual dalam novelnya, menyoroti ajaran-ajaran yang terkandung dalam Bhagavad Gita, yang disampaikan oleh Kresna kepada Arjuna sebelum perang dimulai. Ini memberikan dimensi filosofis pada cerita, memperlihatkan dilema moral dan tujuan hidup yang lebih dalam.

Pada akhirnya, "Baratayuda" adalah kisah tentang kehancuran yang disebabkan oleh ambisi dan kebencian, tetapi juga tentang pengorbanan, kehormatan, dan dharma (kewajiban) yang harus dijalani oleh setiap manusia. Pitoyo Amrih berhasil menghidupkan kembali epik klasik ini dengan gaya bercerita yang memikat dan relevan dengan pembaca modern.

. . .

SPESIFIKASI

BUKU

Bagaimana detail dan spesifikasi buku ini ?

Judul: Baratayuda (Kabut Merah di Atas Tanah Bersimbah)
Pengarang: Pitoyo Amrih
Penerbit: DIVA Press
ISBN: 978-623-189-383-3
Tebal: 356 hlm.
Jenis Cover: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Tahun: 2024
Ukuran: 14x20 (cm)

. . .

TENTANG PENULIS

Siapa penulis buku yang sangat dicari oleh banyak orang ini ?

Pitoyo Amrih sejak usia sekolah dasar sudah terobsesi dengan kisah-kisah wayang, di mana ratusan karakter dari Ramayana dan Mahabharata seakan hadir dalam kehidupannya sehari-hari. Impian untuk bisa menjelajahi kehidupan di dunia wayang secara imajiner dan menyelami setiap kepribadian karakter di dalamnya terus tumbuh dalam dirinya. Ketertarikannya ini membuatnya sering menghabiskan malam duduk di belakang seorang dalang wayang kulit, mencoba memahami mengapa sifat dan karakter tokoh-tokoh wayang begitu menganalogikan watak orang-orang di sekitarnya.
Kecintaan dan pemahaman mendalam terhadap dunia wayang ini kemudian dituangkan dalam beberapa novel karyanya, seperti Antareja-Antasena, Jalan Kematian Para Kesatria (Pinus, 2007), Narasoma, Kesatria Pembela Kurawa (Pinus, 2008), The Darkness of Gatotkaca (DIVA Press, 2009), dan Pertempuran 2 Pemanah: Arjuna-Karna (DIVA Press, 2009).

. . .

DAFTAR ISI & TESTIMONI

-
Sarjana Belanda yang terkenal dalam studi tentang sastra Jawa Kuno, P.J. Zoetmulder, memandang Baratayuda sebagai cerminan dari sintesis budaya antara India dan Jawa. Menurutnya, epik ini tidak hanya merupakan teks religius, tetapi juga berfungsi sebagai instrumen politik yang digunakan oleh kerajaan-kerajaan Jawa untuk memperkuat legitimasi kekuasaan mereka dengan mengaitkan diri mereka dengan kisah kepahlawanan dalam Mahabharata.
Zoetmulder, P.J. "Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang". Jakarta: Djambatan, 1983.
Dalam studinya, Poedjawijatna menekankan bahwa Baratayuda, seperti yang tertuang dalam tradisi pewayangan, bukan hanya sebuah cerita perang, tetapi juga menyimpan ajaran moral dan filosofi kehidupan yang mendalam. Ia menggarisbawahi bahwa Baratayuda mengandung pelajaran tentang karma, dharma, dan pengorbanan, yang sangat penting dalam kehidupan spiritual masyarakat Jawa.
Poedjawijatna, R.M. Ng. "Baratayuda: Sebuah Telaah Filosofis". Jakarta: Gunung Agung, 1971.
Ilmuwan politik dan antropolog, Benedict Anderson, melihat Baratayuda sebagai bagian dari narasi besar yang membentuk identitas nasional dan regional di Jawa. Menurutnya, cerita Baratayuda memainkan peran dalam mengonsolidasikan ide-ide tentang kepahlawanan, keadilan, dan pengorbanan, yang pada gilirannya membentuk kesadaran kolektif masyarakat Jawa.
Anderson, Benedict. "Language and Power: Exploring Political Cultures in Indonesia". Ithaca, NY: Cornell University Press, 1990.

H A R G A

BUKU SPESIAL

Berapa Investasi Untuk Buku yang Penuh Manfaat ini ?

Khusus Untuk Pembelian hari ini kami memberikan Harga Spesial
Harga Normal

Rp. 253.000,-


Harga Promo


Rp. 203.000,-

------------

Buruan Ambil kesempatanmu sekarang juga, karena pemahaman dan wawasan sangatlah bernilai harganya

------------


Untuk Pemesanan Silahkan

Isi Form di Bawah ini:

Loading...

T E N A N G A J A..!!!

________


Buku yang kami jual 100% Original dan langsung dari penerbit.

Jika nanti yang Anda terima bukan Original, uang akan kami kembalikan 100% tanpa ribet


HATI-HATI BUKU MURAH TAPI KW/PALSU/FOTO KOPI

________

dibuat denganberdu