Tak bisa dipungkiri, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah salah satu tokoh sufi yang paling masyhur seantero zaman. Jasadnya memang sudah terkubur lebih dari delapan abad silam. Namun nama dan teladan hidupnya tetap membekas kuat di kalangan umat Islam. Sayangnya, masih banyak yang masih salah paham dengan ketokohan dan kemasyhurannya. Banyak yang hanya memandang Syekh Abdul Qadir dari narasi kewalian dan kisah kekeramatannya saja. Banyak buku telah ditulis, namun hanya sedikit yang mengupas secara gamblang ihwal biografi Syekh Abdul Qadir secara utuh.
Buku berjudul asli “Nahr Al-Qâdiriyah Manâqib Syekh Abdul Qâdir Al-Jilâni” karya cucu Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ke-25 ini hadir guna mengelaborasi secara mendalam kehidupan tokoh yang bergelar pemimpin para wali. Pasalnya, sebelum menapaki jalan spiritual kesufian, Syekh Abdul Qadir terlebih dahulu melakoni rihlah ilmiah dari rentang paling dasar hingga paling tinggi, yakni mencapai makrifat Allah. Konon, puluhan tahun lamanya, Syekh Abdul Qadir mengembara dan mengaji berbagai keilmuan kepada para guru yang alim dan pesohor di zamannya. Tak ayal, beliau pada akhirnya dikenal pakar dalam berbagai bidang keilmuan; mulai dari ilmu ushul, fiqih, tafsir, hadits, dan cabang-cabang keilmuan lainnya.
Ditulis dengan jernih tanpa tendensi ideologis-politis, buku ini menyuguhkan narasi yang paling objektif dari jejak keilmuan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Lebih dari itu, buku ini tak hanya menerangi figur sang tokoh, tetapi juga merekam warisan pengaruhnya yang terus terasa hingga saat ini.
Buku ini juga memberikan bimbingan doa-doa bagi seorang mukmin dalam sehari semalam, amalan-amalan yang utama, dan pekerjaan sehari-hari yang sejatinya dibarengi dengan doa agar berlimpah keberkahan dan keutamaan.