Novel ini mengupas sisi lain dari Dasamuka, tokoh yang selama ini dikenal sebagai Rahwana dalam epos Ramayana. Pitoyo Amrih menyajikan kisah penuh keberanian, cinta, dan ambisi yang manusiawi. Melalui narasi yang mendalam, pembaca diajak memahami perjuangan Dasamuka sebagai seorang raja yang berupaya melindungi negerinya, Alengka, dari ancaman luar, sekaligus mengejar cinta yang mendalam pada Dewi Shinta.
Dasamuka tidak hanya digambarkan sebagai penguasa yang kejam, tetapi juga sebagai figur yang kompleks, memiliki alasan di balik tindakannya, dan menggambarkan kejujuran dalam konflik batin. Novel ini menghubungkan mitos tradisional dengan nilai-nilai kemanusiaan, memperlihatkan bahwa kebaikan dan keburukan seringkali berjalan beriringan dalam setiap manusia.
Dengan gaya bahasa yang kaya dan alur cerita yang memikat, Cinta Mati Dasamuka menawarkan perspektif baru tentang salah satu tokoh mitologi paling kontroversial, membuatnya relevan bagi pembaca modern yang mencari refleksi atas moralitas, cinta, dan kekuasaan.