Teologi Islam muncul dari konflik politik yang memicu berbagai perpecahan dan pembentukan aliran teologi yang kompleks. Dari ketidakpuasan terhadap nepotisme Utsman hingga Perang Siffin yang mengokohkan posisi Muawiyah, sejarah Islam diwarnai oleh pergesekan ideologis yang dalam. Aliran-aliran seperti Khawarij, Murji’ah, dan Mu’tazilah berkembang dengan menggunakan logika Yunani, sementara inkuisisi Mu’tazilah melahirkan Asy’ariyah dan Maturidiyah. Dinasti Seljuk memperkuat Asy’ariyah melalui Universitas Nizamiah dan Al-Ghazali sebagai tokoh sentral yang berperan dalam menyatukan teologi dan tasawuf. Filsafat Islam juga berkembang pesat di bawah dinasti Abbasiyah dengan tokoh-tokoh seperti Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina yang mengintegrasikan ajaran klasik dengan Islam. Tasawuf dimulai dengan asketisme Hasan Bashri dan cinta Ilahi Rabi’ah Al-Adawiyah, menghadapi tantangan dari tokoh kontroversial seperti Al-Hallaj.
Dalam buku ini, Guru Gembul berhasil menampilkan Al-Ghazali sebagai sosok yang mengintegrasikan tasawuf, syariat, dan filsafat, kemudian menciptakan fondasi teosofi yang mendalam. Buku ini menjawab bagaimana Al-Ghazali memberikan dampak pada teosofi Islam dan pengaruhnya terhadap tokoh-tokoh besar seperti Suhrawardi, Ibn Al-Arabi, dan Mullah Shadra, termasuk para teosof Syiah.