Pada 1219, ketika Perang SalibV berlangsung, St. Fransiskus dari Assisi menyeberangi garis pasukan Muslim untuk menemui Sultan Malik al-Kamil di kampnya di tepi Sungai Nil. Menawarkan perdamaian, ia meminta sang Sultan memeluk Kristen. Negosiasi tak membuahkan hasil. Namun, pertemuan itu mendorong gagasan revolusioner di kalangan Kristen. Kembali dari pertemuan, St. Fransiskus justru menganjurkan pengikutnya agar hidup damai dengan Muslim—sebuah keputusan revolusioner, sebab kala itu umat Kristen menggantungkan harapannya untuk mengubah keyakinan Muslim melalui peperangan.
Selama bertahun-tahun, cerita itu hanya samar-samar terdengar. Dan, melalui buku ini, Paul Moses mengungkap informasi yang sangat sedikit diketahui perihal diplomasi damai antara sang Santo dan sang Sultan. Tak hanya mengisahkan kehidupan kedua tokoh tersebut, buku ini juga mengurai intrik politik dan gairah keagamaan pada zaman itu. Lebih dari petualangan dramatis, inilah kisah pergulatan orang kudus dan pendosa, kesetiaan dan pengkhianatan, serta cerita perang yang menggetarkan. Inilah bacaan penting bagi yang menginginkan perdamaian antara Barat dan dunia Islam.
“Buku ini memancarkan kekuatan visispiritual baru untuk mengatasi konflik. Kita tak hanya belajar tentang peristiwa sejarah abad pertengahan, tetapi juga pelajaran perdamaian antara Barat dan dunia Islam.”
—Seyyed Hossein Nasr, Profesor Studi Islam di George Washington University
“Buku ini mengajarkan kepada kita arti penting rekonsiliasi, di tengah kesalah pahaman dan perang… yang mengancam semua orang di planet ini.”
—Charles Kimball, penulis When Religion Becomes Evil
“Paul Moses memberikan pelajaran menarik dari episode sejarah yang hilang, dan menunjukkan pentingnya memahami konflik global saat ini, dan kemungkinan perdamaian melalui dialog agama.”
—David Gibson, penulis The Coming Catholic Church