Socrates dalam Gorgias lebih ironis dan provokatif daripada tulisan-tulisan Plato lainnya. Namun, Gorgias juga lebih bersungguh-sungguh. Gorgias lebih menonjol daripada Phaedo dan Crito.
Dialog ini secara normal terbagi menjadi tiga bagian, yang masing-masing sesuai dengan tiga karakter Gorgias, Polus, dan Callicles; dan bentuk serta caranya berubah seiring dengan tahapan argumen. Socrates bersikap hormat kepada Gorgias, menyenangkan namun tajam dalam menghadapi Polus yang masih muda, ironis dan sarkastik dalam pertemuannya dengan Callicles. Pada bagian pertama, ada pertanyaan yang diajukan: Apakah retorika itu? Untuk pertanyaan ini tidak ada jawaban yang diberikan, karena Gorgias segera dibuat bertentangan dengan dirinya sendiri oleh Socrates, dan argumen dipindahkan ke tangan muridnya yaitu Polus, yang bergegas membela gurunya.
Jawabannya akhirnya harus diberikan oleh Socrates sendiri, namun sebelum ia dapat menjelaskan maksudnya kepada Polus, ia harus memberikan pencerahan tentang topik besar perihal kepalsuan atau bujukan.
Gorgias adalah salah satu dialog Sokratik karya Plato. Dialog ini disandingkan dengan Phaedrus dan Crito sebagai dialog yang membahas kebijaksanaan dan seni persuasi atau bujukan dalam retorika.