Tidak sedikit umat Islam yang menyakini bahwa Rasulullah lebih mengajarkan hidup miskin, meninggalkan kemewahan dunia daripada hidup kaya dan sejahtera. Ironisnya, pemikiran dan doktrin seperti ini hadirkan keterpurukan Islam dan umat islam secara ekonomi dan politik. Di antaranya, separuh umat Islam adalah golongan fakir miskin, meracuni tekad dan etos kerja umat Islam dengan zuhud palsu. Bahkan, tidak sedikit para pegiat dakwah justru menganjurkan membenci dunia dan menentang seruan Islam untuk bangkit secara ekonomi dan politik. Nasib islam digambarkan hanya bisa pasrah pada takdir dan keadaan.
Karena itu, kehadiran buku “Harta Nabi ini, meluruskan pemikiran dan klaim yang keliru itu, mengingatkan kepada pembaca bahwa Rasulullah adalah seorang yang kaya, berkecukupaan dan gemar shadaqah, bukan seorang yang fakir tidak memiliki apa-apa. Sungguh, tidak ada doktrin Islam yang mengukuhkan kemiskinan dan kefakiran.