Selama ini, kita selalu menganggap bahwa al-Ghazali adalah salah satu musuh utama filsafat dan para filsuf. Kalaupun bukan musuh, kita akan kesulitan menyangkal posisinya sebagai pengkritik keras terhadap filsafat.
Kesulitan itu dikarenakan memang al-Ghazali menulis banyak buku dan risalah yang mengkritik filsafat dan para filsuf. Sebuah buku bahkan ia karang khusus mengkritik filsafat, khususnya Tahāfut al-Falāsifah (Kerancuan Para Filsuf). Belum lagi berbagai kritik di dalam berbagai buku lainnya, seperti Ihyā’ ‘Ulūm al-Dīn, Al-Arba‘īn, Al-Maqshad al-Asnā, Al-Munqidz min adh-Dhlalāl, dan lain sebagainya.
Namun, betulkah al-Ghazali mencampakkan filsafat keras-keras lalu meninggalkannya sama sekali?
Terjemah kitab Tahāfut al-Falāsifah yang ada di tangan Anda ini pada dasarnya berfungsi seperti “kabut asap” untuk menyamarkan pandangan orang awam, dan membuatnya beralih pada gagasan-gagasan yang lebih cocok dengan level pengetahuan mereka. Tahāfut al-Falāsifah pada dasarnya adalah kitab teologis yang berfungsi untuk melindungi akidah kaum awam.