Ketika suatu saat seorang sahabat meminta nasihat, Rasulullah saw. berwasiat, “Jangan marah!” Orang itu mengulanginya berkali-kali, beliau menjawab, “Jangan marah!” (HR al-Bukhari). Di kesempatan yang lain, beliau bersabda, “Orang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat; orang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan diri ketika marah,” (HR al-Bukhari).
Buku berharga ini memaparkan hadis-hadis yang mengisahkan momentum saat Rasulullah marah. Saat beliau tidak menyukai sesuatu yang terjadi di lingkungan keluarga, para sahabat, atau masyarakat.
Apa saja yang membuat Rasulullah marah?
Mengapa sampai membuat Rasulullah marah?
Apa yang dilakukan Rasulullah saat marah?
Sekitar 61 kisah dituturkan, sebagian besar disertai penjelasan para ulama klasik seperti Ibnu Katsir, Imam al-Nawawi, Ibnu Hajar al-Atsqalani, dan lainnya.
Kemarahan Rasulullah menggambarkan ketegasan atas kesalahan terkait Islam atau karena hubungan antara sesama sahabat, bukan karena ego pribadi atau kepentingan kelompok tertentu. Sikap marah Rasulullah menegaskan bahwa marah pada saat tepat, di tempat yang tepat, dan dilakukan secara tepat bukanlah hal buruk, melainkan hal baik demi menghindarkan hal-hal buruk. Darinya kita belajar akhlak mengendalikan amarah dan hikmah dalam bernahi munkar.