Akhir zaman identik dengan zaman fitnah. Para ulama memaknai fitnah dengan ungkapan “terbaliknya keadaan dari yang seharusnya”. Ya, adalah fitnah jika putih dibilang hitam, siang disangka malam, gelap disangka terang, kalah tetapi merasa menang. Adalah fitnah jika orang jujur dianggap pendusta, sementara para pembohong malah dipercaya. Adalah fitnah jika pengkhianat dianggap pahlawan sementara pahlawan dijadikan pesakitan.
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam menggambarkan fitnah itu seperti potongan malam yang gelap. Dalam suasana gelap, orang tidak bisa berbuat banyak. Jika nekat berbuat, banyak risiko yang akan didapat. Dalam suasana gelap, kita sulit melihat sehingga tidak bisa membedakan seekor ular dengan sebatang tongkat, rupa seekor domba pun tidak bisa dibedakan dengan seekor serigala. Dalam keadaan gelap kita tidak bisa membedakan mana racun, mana makanan.
Begitulah, dalam kegelapan fitnah akhir zaman, seseorang tak lagi mampu membedakan mana kawan mana lawan, mana musuh mana teman. Yang terjadi musuh dijadikan kawan setia, sementara saudara seiman justru dijadikan lawan dan sasaran kebencian. Kufur dan iman menjadi gelap dan tersamar.