"Madilog" mengajarkan pembaca untuk menggunakan logika dan metode ilmiah dalam menganalisis fenomena sosial dan alam. Tan Malaka memadukan prinsip materialisme, yang menekankan bahwa segala sesuatu di dunia berasal dari materi; dialektika, yang merupakan metode berpikir kritis yang menekankan pada perubahan dan kontradiksi; serta logika, yang menekankan pada cara berpikir yang runtut dan sistematis.
Buku ini diawali dengan kritik Tan Malaka terhadap cara berpikir yang penuh takhayul dan dogma di masyarakat. Ia menekankan pentingnya rasionalitas dan penggunaan pengetahuan ilmiah untuk membebaskan bangsa dari keterbelakangan. Menurutnya, hanya dengan cara berpikir yang kritis dan rasional, bangsa Indonesia dapat membebaskan diri dari penjajahan dan membangun masa depan yang lebih baik.
Selain itu, Tan Malaka juga mengaitkan konsep-konsep ini dengan perjuangan politik dan sosial, termasuk bagaimana pemikiran materialisme-dialektis dapat diterapkan dalam gerakan pembebasan nasional. Melalui "Madilog", Tan Malaka mencoba mendidik para pejuang kemerdekaan dan masyarakat Indonesia untuk berpikir lebih maju dan siap menghadapi tantangan modern.
Materialisme: Semua fenomena dapat dijelaskan melalui materi, tanpa melibatkan unsur mistis atau supranatural.
Dialektika: Kehidupan penuh dengan perubahan dan kontradiksi, dan perubahan sosial bisa dipahami melalui analisis dialektis.
Logika: Cara berpikir yang sistematis dan berbasis fakta sangat diperlukan dalam menghadapi masalah politik, sosial, dan ekonomi.
"Madilog" menjadi fondasi bagi intelektual progresif di Indonesia dan merupakan refleksi dari pemikiran Tan Malaka yang berusaha membawa revolusi tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam ranah intelektual dan filosofis.