-
Genre:
Action, Crime, & Thrillers

Max Havelaar

Nestapa Pribumi dan Lelang Kopi Perusahaan Dagang Belanda
Karya

Multatuli

"'Max Havelaar' bukan hanya sebuah novel, melainkan sebuah proklamasi kemanusiaan. Buku ini dengan berani menyingkap kebobrokan kolonialisme Belanda di Hindia Belanda, dan menjadi suara bagi mereka yang tertindas."

— Prof. Dr. Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Besar Indonesia dan Nomine Nobel Sastra.

PEMBAHASAN

I S I B U K U

. . .

Buku "Max Havelaar, or The Coffee Auctions of the Dutch Trading Company" adalah sebuah novel klasik yang ditulis oleh Multatuli (nama pena dari Eduard Douwes Dekker) dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1860. Karya ini adalah kritik tajam dan berani terhadap sistem kolonial Belanda di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), khususnya praktik eksploitasi dan penindasan yang terjadi di kalangan pribumi di bawah sistem tanam paksa (cultuurstelsel).

Novel ini diceritakan dari berbagai sudut pandang, namun yang paling sentral adalah kisah Max Havelaar, seorang asisten residen Belanda yang idealis dan berintegritas. Havelaar ditugaskan di Lebak, Banten, dan dengan cepat menyadari praktik korupsi, penindasan, dan penderitaan rakyat pribumi yang dilakukan oleh para penguasa pribumi (bupati) yang didukung oleh sistem kolonial. Ia berusaha untuk memperbaiki keadaan dan membela hak-hak rakyat, namun upayanya selalu terhalang oleh birokrasi yang korup, ketidakpedulian atasan, dan sistem yang sudah mengakar.

Melalui narasi yang cerdas dan seringkali satir, Multatuli mengungkap kemunafikan dan kekejaman di balik "kejayaan" kolonialisme. Ia menggambarkan bagaimana kopi dan hasil bumi lainnya diperoleh dengan penderitaan rakyat, sementara keuntungan besar mengalir ke kantong penguasa Belanda. Buku ini tidak hanya menyoroti ketidakadilan, tetapi juga merupakan seruan moral yang kuat kepada pemerintah Belanda dan masyarakat Eropa untuk menyadari kekejaman yang terjadi di tanah jajahan mereka.

"Max Havelaar" adalah sebuah karya sastra yang memiliki dampak politik dan sosial yang sangat besar. Ia memicu perdebatan sengit di Belanda dan memainkan peran kunci dalam mendorong perubahan kebijakan kolonial, yang kemudian dikenal sebagai Politik Etis. Hingga kini, buku ini tetap menjadi salah satu novel paling penting dalam sejarah sastra Belanda dan menjadi suara penting dalam narasi anti-kolonialisme.

. . .

SPESIFIKASI

BUKU

Bagaimana detail dan spesifikasi buku ini ?

Judul: Max Havelaar; Nestapa Pribumi dan Lelang Kopi Perusahaan Dagang Belanda
Pengarang: Multatuli
Penerjemah: Muhammad Aswar
Penerbit: DIVA Press
Tebal: 400 hlm.
Jenis Cover: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Ukuran: 14x20 (cm)

. . .

TENTANG PENULIS

Siapa penulis buku yang sangat dicari oleh banyak orang ini ?

Multatuli adalah nama pena dari Eduard Douwes Dekker (1820-1887), seorang penulis Belanda yang terkenal karena kritiknya yang tajam terhadap sistem kolonial di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Lahir di Amsterdam, ia berasal dari keluarga berlatar belakang medis dan menempuh pendidikan di sana. Pada usia 18 tahun, Dekker berlayar ke Jawa, memulai kariernya sebagai pegawai negeri di pemerintahan kolonial Belanda.
Selama bertahun-tahun, Dekker menjabat di berbagai posisi di Hindia Belanda, termasuk asisten residen di Lebak, Banten. Di sana, ia menyaksikan secara langsung praktik penindasan dan korupsi yang dilakukan oleh para penguasa pribumi dengan dukungan sistem kolonial Belanda, terutama terkait dengan cultuurstelsel (sistem tanam paksa). Ketidakadilan yang ia saksikan sangat mempengaruhinya, dan meskipun ia berusaha melaporkan serta memperbaiki kondisi tersebut, upayanya selalu terhalang oleh birokrasi dan kepentingan. Frustrasi dan kekecewaan ini akhirnya mendorongnya untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Setelah kembali ke Belanda pada tahun 1857, Eduard Douwes Dekker mulai menulis, menggunakan nama pena Multatuli, yang berarti "Saya sudah banyak menderita" atau "Saya banyak menderita (dan telah menderita banyak untuk sesama manusia)" dalam bahasa Latin. Karyanya yang paling terkenal, "Max Havelaar", diterbitkan pada tahun 1860. Buku ini menjadi sensasi dan memicu perdebatan sengit tentang moralitas kolonialisme, serta memainkan peran penting dalam mendorong lahirnya Politik Etis di Belanda. Multatuli meninggal di Ingelheim am Rhein, Jerman, tetapi warisan kritis dan sastranya terus hidup.

. . .

APA KATA MEREKA?

Karya Multatuli ini adalah salah satu tonggak penting dalam sastra dunia dan sejarah antikolonialisme. Ia menunjukkan kekuatan pena dalam melawan ketidakadilan dan membangkitkan kesadaran moral di Eropa.
— Prof. Dr. Edward Said, Kritikus Sastra dan Teoretikus Sastra Pasca-kolonial, Columbia University.
'Max Havelaar' adalah cerminan nurani yang gelisah. Multatuli, dengan keberanian dan gaya bahasanya yang tajam, berhasil mengungkap praktik eksploitasi yang merusak martabat manusia dan menjadi pelopor gagasan etis dalam pemerintahan kolonial.
— Dr. H. Roeslan Abdulgani, Diplomat, Sejarawan, dan Mantan Menteri Luar Negeri Indonesia.
Meskipun ditulis berabad-abad lalu, relevansi 'Max Havelaar' tetap terasa kuat. Buku ini mengajarkan kita tentang pentingnya keadilan sosial, empati, dan keberanian untuk bersuara melawan penindasan dalam bentuk apa pun.
— Dr. J.J. Rizal, Sejarawan dan Peneliti Kebudayaan Indonesia.

H A R G A

BUKU SPESIAL

Berapa Investasi Untuk Buku yang Penuh Manfaat ini ?

Khusus Untuk Pembelian hari ini kami memberikan Harga Spesial
Harga Normal

Rp. 218.000,-


Harga Promo


Rp. 168.000,-

------------

Buruan Ambil kesempatanmu sekarang juga, karena pemahaman dan wawasan sangatlah bernilai harganya

------------


Untuk Pemesanan Silahkan

Isi Form di Bawah ini:

Loading...

T E N A N G A J A..!!!

________


Buku yang kami jual 100% Original dan langsung dari penerbit.

Jika nanti yang Anda terima bukan Original, uang akan kami kembalikan 100% tanpa ribet


HATI-HATI BUKU MURAH TAPI KW/PALSU/FOTO KOPI

________

dibuat denganberdu