Buku ini berupaya merekonstruksi perjalanan historis al-Quran yang diharapkan dapat bertahan terhadap kritik sejarah sekaligus bisa berhadapan dengan berbagai prasangka “ilmiah” Barat. Masalah-masalah utama dalam pewahyuan al-Quran serta pengumpulan dan stabilisasi teksnya menjadi fokus kajian dalam buku ini. Dengan demikian, obyek studi ini mencakup keseluruhan etape perjalanan kesejarahan al-Quran, dan hasilnya diharapkan memberikan kontribusi signifikan di bidang sejarah kitab suci kaum Muslim.
Sesuai dengan tujuan utamanya, penulis buku ini berpegang ketat pada pendekatan sejarah. Namun, karena beberapa aspek dari sejarah melibatkan intensitas pemahaman keagamaan, maka interpretasi yang dilakukan tidak bersifat historis semata, melainkan juga bersifat islami. Data kesejarahan tidak diperlakukan sebagai sekadar data mati untuk dianalisis, tetapi sebagai sesuatu yang memiliki implikasi religius bagi masa depan kaum Muslim dan kitab sucinya. Karena itu, buku ini juga bersifat preskriptif dan diharapkan bisa menyumbangkan perspektif-perspektif baru dan segar dalam studi-studi al-Quran.
“Mengaitkan al-Quran dengan sejarah, seperti dilakukan Taufik dalam telaah yang mengesankan ini, berarti membuka pintu dan menemui lapangan hermeneutik yang mengasyikkan, dan mendekatkan sejarah Islam kepada kita, terutama para pemeluknya. Sebab, agama bukan hanya Sabda, tapi juga Laku: dirawat di kancah hidup manusia—bukan malaikat; agama bersentuhan dengan bumi dan hari, setiap saat.”
“Buku ini mempertemukan tiga arus mata air keilmuan, yaitu tradisi Barat, Timur Tengah, dan ranah keilmuan Indonesia. Didasarkan pada riset yang serius, gaya penulisan ilmiah yang dingin, buku ini berhasil mengungkapkan perjalanan panjang teks al-Quran dan perjumpaannya dengan para analis dunia Islam maupun para orientalis Barat. Sungguh mengagumkan, bahwa al-Quran membela dirinya sendiri dengan kebenaran isi dan misinya. Teks al-Quran bertahan dan bahkan misinya bertahan tanpa bantuan ideologi dan senjata.”
—Prof. Dr. Komaruddin Hidayat