Pancasila sebagai sumber nilai bagi generasi muda Indonesia membangun bangsa dan ikut serta menjaga ketertiban dunia bukanlah sekadar isapan jempol. Dari sejarah, banyak bukti dan pengalaman para pemuda Indonesia membangun interaksi dengan bangsa-bangsa lain sebagai bagian dari praktik diplomasi. Tokoh-tokoh pergerakan seperti Tan Malaka, Sutan Syahrir, Soekarno, M. Hatta dan lain-lain telah membuktikan itu di kala usia mereka masih begitu muda.
Cerminan sejarah itulah yang harus menjadi inspirasi dan petunjuk bagi generasi muda hari ini untuk meneruskan cita-cita kemerdekaan. Namun, model diplomasi seperti apa yang cocok diterapkan oleh generasi muda masa kini? Yang tentunya kondisi dan situasi sudah jauh berbeda dengan masa para pendahulunya.
Buku ini menawarkan konsep soft diplomacy. Berbeda dengan diplomasi konvensional, soft diplomacy cenderung mengandalkan kanal-kanal komunikasi dan interaksi nonformal dalam membangun hubungan. Dengan analisis dan kajian yang mendalam, penulis mengupas soft diplomacy dalam berbagai dimensi dan praktik. Melalui berbagai tilikan konsep dan historis, pemuda Indonesia diharapkan mampu memainkan peran lebih dalam kancah internasional melalui strategi diplomasi belakang pintu (istilah lain dari soft diplomacy).