“Duhai Allah, sejatinya kami mencintai Nabi-Mu, Muhammad saw dengan sepenuh cinta. Karena itu, perkenankanlah kami bertemu beliau kelak di Hari Kiamat, wahai Allah yang Maha Penyayang. Sungguh, Engkau Maha Tahu bahwa kami mencintainya karena-Mu semata.” (Mukadimah Syamail Muhammadiyah)
Kehidupan dan kepribadian beliau dipenuhi dengan kemuliaan dan keagungan yang tak habis-habisnya dipelajari oleh umat. Tak terhitung sudah berapa ribu kitab yang ditulis oleh para ulama untuk menjabarkan sejarah hidup, karakter, pribadi dan akhlak mulia Nabi Muhammad saw. Kesemuanya memiliki satu ikhtiar, yakni sebagai bentuk kecintaan mereka kepada baginda Muhammad.
Setidaknya terdapat beberapa hikmah di balik pentingnya mempelajari sejarah kehidupan Nabi, yakni:
Menguatkan keimanan kita pada Rasulullah
Mengenal sifat-sifat mulia beliau sehingga bisa menjadikannya sebagai suri teladan utama
Memperoleh pengetahuan yang utuh terhadap diturunkannya al-Qur’an dan sunnah
Kita bisa ikut merasakan bagaimana perjuangan Nabi dan kasih sayangnya kepada umat, dan mengambil ibrah dakwah sesuai metode Rasulullah.
Satu di antaranya, yang menjadi pilihan banyak orang dalam mengenalkan pribadi mulia Nabi Muhammad terutama bagi anak-anak adalah Syamail. Format penyusunan Syamail yang sederhana berupa hadits-hadits seputar bentuk wajah dan postur tubuh Nabi, cara makan dan minum Nabi serta aktivitas keseharian Nabi lainnya
Di antara sekian banyak kitab Syamail, yang paling populer dan diajarkan di berbagai madrasah di penjuru dunia, termasuk pesantren di Indonesia, adalah Syamail Muhammadiyah karya Imam at-Tirmidzi. Dengan membaca Syamail Muhammadiyah ini, kita seolah berhadapan langsung melihat adab, akhlak dan gerak-gerik Rasulullah sehari-hari. Hingga tak terasa air mata kita pun meleleh saking rindunya dan saking tekunnya mengharap syafa'at dari baginda tercinta.