Sayangnya takdir berkata lain. Saat tiba di Naisabur, hati Imam Qusyairi tersentuh oleh kajian Imam Abu Ali ad-Daqqaq (w. 405 H/1014 M). Ia menyaksikan sendiri betapa ulama agung ini adalah sosok yang sangat ikhlas, bertakwa, cahaya bersinar di balik senyumnya, dan tutur katanya menyentuh banyak hati pendengar sehingga membuat mereka bertobat kepada Allah swt. Hati suci Imam Qusyairi pun tak sanggup menolak ulama hebat satu ini. Niat awal yang ingin belajar matematika berubah. Imam Qusyairi akhirnya belajar ilmu-ilmu agama kepada berbagai ulama besar. Sosok ulama yang berjuluk Zainul Islam (Perhiasan Islam) ini akhirnya kembali ke hadirat Allah swt. pada Minggu pagi, 16 Rabiul Awal 465 H/5 Desember 1072 M di Kota Naisabur. Ia dimakamkan di sebelah kubur guru spiritualnya, Imam Abu Ali ad-Daqaq.