Di tangan Anda ini adalah buku tafsir sufi atau isyâri. Apa itu tafsir isyâri?
Para ulama membagi upaya memahami makna dan pesan ayat-ayat Al-Qur’an dalam tiga cara populer: tafsir bi al-ma’tsur, tafsir bi ar-ra’y, dan tafsir isyâri.
Dalam tafsir bi al-ma’tsur, makna dan pesan ayat diperoleh dengan merujuk pada riwayat terkait. Dalam tafsir bi ar-ra’y, makna dan pesan ayat digali dengan mengandalkan penggunaan nalar.
Sementara, dalam tafsir isyâri, makna dan pesan ayat Al-Qur’an tidak didapatkan dari teks ayat, tetapi dari kesan yang muncul dari teks ayat dan ditangkap oleh benak penafsir yang memiliki kecerahan hati dan pikiran. Penafsiran semacam ini banyak dilahirkan oleh para pengamal tasawuf atau kaum sufi yang memiliki kebersihan dan ketulusan hati. Karena itu, tafsir ini juga dinamai tafsir shûfi.
Nah, dalam buku ini, Anda akan melihat bagaimana para ulama-sufi menafsiri ayat-ayat Al-Qur’an. Mulai dari Dzun Nun al-Mishri, Hasan al-Bashri, Imam Ja‘far ash-Shadiq, asy-Syibli, Syaqiq al-Balkhi, al-Qusyairi, Ibnu ‘Arabi, hingga al-Hallaj, dan masih banyak tokoh lain. Anda akan melihat contoh praktis tafsir isyâri.
Format buku ini: satu ayat akan ditafsiri secara isyâri oleh sekian ulama-sufi. Sehingga dalam satu ayat terdapat beragam penafsiran isyâri yang sesuai dengan ciri dan kecenderungan sang penafsir. Keragaman tersebut menjadikan satu ayat kaya makna. Kekayaan penafsiran isyâri itu pada gilirannya memperkaya lagi makna dan penafsiran yang sudah ada.