al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi lahir di Kairo, malam Ahad, awal Rajab 849 H. Sebuah riwayat menyebut beliau menjadi yatim pada usia 5 tahun. Ketika itu dia sudah hafal al Qur-an sampai surah al Tahrim.
Al Suyuthi diasuh al-Kamal bin Hummam sampai hafal al-Qur’an dengan sempurna. Di samping itu, ia juga menghafal beberapa kitab antara lain, ‘Umdah al Ahkam, Al-Minhaj karya an-Nawawi, Alfiyah Ibnu Malik dan Minhaj al-Baidhawi. Dia juga berguru pada Syamsu-d-Din Muhammad bin Musa al-Hanafi, pemimpin perguruan Al-Syaikhuniyah, Fakhr ad-Din Utsman al-Muqsi, Ibn Yusuf, Ibn al-Qalani dan ulama besar lainnya.
As-Suyuthi akhirnya terkenal sebagai ulama yang terkemuka dalam banyak bidang ilmu pengetahuan. Dia dikenal sebagai mufassir (ahli tafsir), muhaddits (ahli hadits), faqih (ahli fiqh), nawhi (ahli nahwu/gramatika bahasa) dan balaghi (ahli ilmu balaghah/sastra) secara bersamaan. Pada usia empat puluh as-Suyuthi meninggalkan aktifitasnya sebagai guru dan mufti untuk mengasingkan diri dari masyarakatnya dan menyendiri di rumahnya yang terletak di tepi masjid Qaytbey atau dekat istana Amir Muhammad Ali sekarang. Dalam “persembunyian” nya itu dia menulis buku-bukunya.