Buku ini membedah apa yang dianggap sebagai Taurat oleh Ahli Kitab, dengan cara menjadikan Al-Qur’ran sebagai tolok ukur dan penimbang, juga menjelaskan paralel keduanya, perbedaannya, serta apa-apa yang tidak ada singgungan pada keduanya.Buku ini mengungkap bahwa tidak semua kandungan Taurat itu batil, meski sebagian besarnya sudah sudah mengalami perubahan dan penyimpangan (tahrif dan tabdil). Kajian Intertekstual seperti ini bukanlah pintu untuk mengesahkan pluralisme agama, justru sebaliknya, menegaskan kembali konsep wihdah ad-din (kesatuan agama) yang diisyaratkan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.