Buku ini merupakan magnum opus dalam bidang studi sosiologi agama yang akan senantiasa dikaji oleh setiap generasi manusia. Melalui buku ini, Emile Durkheim memetakan kerangka historis “agama-agama dasar” dalam konteks dasar-dasar sosiologis dan implikasi-implikasi sosialnya, yang kemudian menjadi “roh” suatu masyarakat.
Kendati memang harus buru-buru dinyatakan pula bahwa Durkheim sebenarnya tergolong kelompok reduksionis agama (sebagaimana Freud dan Marx)—lantaran ia hanya menempatkan agama sebagai salah satu dari jubelan konstruksi nilai yang menjiwai kehidupan masyarakat, sehingga agama bisa saja digantikan oleh “entitas lain”—namun Durkheim tampak jauh lebih maju dan otoritatif ketimbang teoretikus-teoretikus lainnya (sebutlah E.B. Tylor, J.G. Frazer, dan Mircea Eliade). Utamanya dalam membedah berbagai varian yang secara akademis disepakati sebagai “elemen dasar agama”, seperti Yang Sakral dan Profan, Totem, Taboo, roh, arwah leluhur, sakramen, pengorbanan, magis, ataupun ritual.