Bangsa Mongol dikenal luas karena satu hal: penaklukan. Mereka digambarkan dengan seram, beringas, dan haus darah yang menguasai negara-negara lain dengan kekuatan dan kekerasan. Padahal, jauh dari pandangan tersebut, Bangsa Mongol adalah bangsa yang membangun kota, mempunyai rezim politik yang unikpengaturan pembagian kekuasaan yang kompleks di antara khan dan kaum bangsawan, menghargai para administrator dan diplomat yang terampil, dan memupuk tatanan ekonomi yang bergerak, terorganisasi, dan inovatif sehingga mampu membangun salah satu kerajaan paling berpengaruh dalam sejarah.
Dalam sejarah epik bangsa Mongol ini, Marie Favereau menunjukkan bahwa pencapaian bangsa Mongol jauh melampaui sekadar perang. Selama 300 tahun, Mongol merupakan kekuatan dalam perkembangan global. Dari ibu kotanya di Sarai di hilir Sungai Volga, Mongol memberikan model pemerintahan untuk Rusia, memengaruhi praktik sosial dan struktur negara di seluruh budaya Islam, menyebarkan teori-teori canggih tentang alam, dan memperkenalkan ide-ide baru tentang toleransi beragama. Mongol telah meninggalkan warisan mendalam di Eropa, Rusia, Asia Tengah, dan Timur Tengah, yang dapat dirasakan hingga hari ini.
The Horde adalah potret yang mengesankan, lengkap, dan tajam dari sebuah kekaisaran yang sedikit dipahami dan terlalu mudah diabaikan. Menantang konsepsi bahwa pengembara hanya pelengkap sejarah, Favereau menjelaskan bahwa kita hidup di dunia yang diwarisi dari momen Mongol.