Dialog "Theaetetus" adalah salah satu karya filosofis terpenting dari Plato (c. 428/427 atau 424/423 – 348/347 SM), seorang filsuf Yunani Kuno yang menjadi fondasi bagi seluruh tradisi filsafat Barat. Ditulis dalam bentuk dialog Sokrates, karya ini secara eksklusif dan mendalam berfokus pada pertanyaan fundamental: "Apa itu pengetahuan?" atau epistemologi.
Dalam dialog ini, Sokrates berinteraksi dengan dua individu muda yang cerdas, Theaetetus (seorang ahli matematika) dan Theodoros (gurunya). Sepanjang percakapan, mereka bersama-sama menguji dan menganalisis berbagai definisi yang mungkin untuk pengetahuan, secara sistematis menunjukkan kelemahan dan kompleksitas di balik setiap usulan. Beberapa definisi utama yang dieksplorasi meliputi:
Pengetahuan sebagai Persepsi (Aisthesis): Gagasan bahwa pengetahuan adalah apa yang kita terima melalui indra. Plato, melalui Sokrates, membongkar argumen ini dengan menunjukkan bahwa persepsi bersifat subjektif dan tidak dapat menjadi dasar pengetahuan yang universal dan objektif.
Pengetahuan sebagai Opini Benar (Orthē Doxa): Pandangan bahwa mengetahui sesuatu berarti memiliki keyakinan yang kebetulan benar. Sokrates menunjukkan bahwa opini yang benar saja tidak cukup; seseorang bisa memiliki opini yang benar tanpa benar-benar mengetahuinya (misalnya, menebak dengan benar tanpa bukti).
Pengetahuan sebagai Opini Benar yang Disertai Penjelasan (Orthē Doxa meta Logou): Definisi ini mencoba menambahkan elemen rasionalitas atau justifikasi. Namun, dialog ini berakhir dengan aporia (kebuntuan), di mana setiap definisi yang diajukan tidak dapat sepenuhnya dipertahankan, dan pertanyaan tentang apa sebenarnya pengetahuan tetap tidak terjawab secara definitif.
Meskipun berakhir tanpa kesimpulan tunggal, nilai "Theaetetus" terletak pada proses investigasi filosofis itu sendiri. Plato, melalui gaya dialektis Sokrates, mengajarkan pembaca bagaimana berpikir secara kritis, mengidentifikasi kelemahan dalam argumen, dan menghadapi kompleksitas konsep-konsep abstrak. Ini adalah sebuah latihan mendalam dalam filsafat yang mendorong refleksi, analisis logis, dan kerendahan hati intelektual dalam menghadapi misteri pengetahuan.