"Hanya dua orang di Makkah yang bisa memainkan pedang di kedua tangannya di atas kuda. Hamzah dan Khalid. Artinya, mereka berdua mengendalikan keseimbangan hanya dengan jepitan kakinya. Kelebihan lain Khalid adalah strategi. Bayangkan, Islam sebelumnya hanya sebuah gerakan terlarang di Makkah, lalu lahir menjadi negara di Madinah. Dan, baru delapan tahun berdiri sudah harus berhadapan dengan negara adikuasa, Romawi, di Mu'tah. Strategi Khalid lah yang berperan. Di masa Khalifah Abu Bakar, negara kuat lainnya dihadapi, Persia. Lalu Syam yang kaya sumber daya di kawasan juga ditaklukan. Artinya apa? Dalam pendekatan geopolitik, tokoh penting yang mengubah Timur Tengah adalah Khalid bin Al-Walid."
- Faris BQ, pembelajar Sirah, CEO ImanPath
"Selama ini kalau bicara sosok Khalid bin Al-Walid selalu dikaitkan dengan sisi keberanian di medan perang. Itu tidak salah karena Khalid memang pemberani. Tapi harus diingat, ia juga seorang kesatria sejati. Saat diberhentikan oleh Khalifah Umar bin Al-Khathab dari jabatan panglima, ia menerima dengan legowo."
- Hepi Andi Bastoni, Penggemar dan Pengajar Sirah Nabawiyah
Sebelum meninggal, Khalid RA berkata di atas tempat tidurnya "Aku telah mengikuti perang ini dan itu, sampai-sampai pada tubuhku tidak ada tempat sejengkal pun melainkan terdapat bekas sayatan pedang, tusukan tombak, dan luka akibat terkena panah. Kini aku akan meninggal di atas tempat tidurku secara wajar, sebagaimana matinya seekor unta. Maka dari itu, mata para pengecut tidak akan terpejam."