Pada tahun 1996, sebuah misi eksplorasi Papua menerbangkan satu tim gabungan ke Puncak Carstenzs. Misi yang dibiayai oleh perusahaan manufakturperalatan pertambangan dari Amerika Serikat ini kemudian mengalami bencana. Badai besar menghantam para eksplorator dan peneliti di lembah Carstensz terdalam. Sembilan orang dinyatakan meninggalkan, sementara tiga lainnya hilang. Salah seorang yang hilang adalah Robert Stanford, investor peralatan tambang modern. Temuan Standford itu menjadi sasaran banyak perusahaan pertambangan raksasa dunia.
Dua puluh tahun kemudian, satu kelompok jajaran direksi yang terdiri dari empat orang super kaya yang di sebut The Board, kembali membuat misi untuk mencari Standford. Terpilih Krisna Kusuma, pemuda yang memiliki segala kemampuan, keterampilan, dan pengalaman yang mumpuni. Bersama timnya, Krisna menjelajahi Carstenzs.
Krisna dan kawan-kawan tidak tahu, misi The Board dalam ekspedisi itu sebenarnya untuk menemukan sebuah lokasi hasil tambang emas terbesar di dunia, di bawah gunung yang disebut Perut Naga. Berselimut salju abadi di garis ekuator, jauh di bawah Puncak Carstenzs, emas itu bersembunyi. Tempat itu menyimpan kandungan emas dua klai lebih banyak daripada yang ada di Grasberg saat ini.
Berhasilkah Krisna menemukan Stanford? Apakah mereka kemudian menemukan emas yang diincar oleh The Borad?
Dengan latar nyata dan referensi yang diramu dengan kisah imajinatif termasuk menggambarkan suasana di Papua, novel ini mengguncang imajinasi. (Eddy D. Iskandar, Penulis Novel dan Skenario Film)