Zoroaster adalah seorang nabi dari Iran Kuno yang tidak banyak diimani perihal kenabiannya. Agama besarnya meredup di era kini seiring kedatangan agama-agama langit dan yang muncul belakangan. Namun demikian, konon ajaran-ajaran Zoroaster menginspirasi dan berpengaruh pada fondasi teologi dan pesan moral agama-agama besar terkini.
Kedatangannya dalam sejarah telah mengisi ruang besar historiografi Iran Kuno meski pesan yang disampaikannya kini justru sekadar dikaji dalam “laboratorium” sejarah. Sementara itu, Michael H. Hart bersikukuh menempatkannya pada posisi 93—tepat di atas Ratu Elizabeth I; posisi yang lebih tinggi dari Raja Menes, Kaisar Charlemagne, Homer, Kaisar Yustinianus I, dan Mahavira—sebagai salah seorang dari 100 tokoh yang berpengaruh dalam sejarah.